RS UMM |
RS. UMM berdiri sejak
20 Januari 2008. Rumah Sakit ini diresmikan oleh Presiden ke-5 yaitu Ibu Hj. Megawati
Soekarno Putri pada tanggal 17 Juni 2014. RS. UMM terletak di Jl. Raya Tlogomas
atau sekitar 800 meter dari kampus III UMM. Berdiri diatas tanah seluas 9
hektare, memiliki beberapa bangunan 6 lantai dan gedung-gedung lainnya setinggi
5 lantai serta gedung rawat inap setinggi 3 lantai RS. UMM ini digunakan untuk
praktek pendidikan dokter yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang dan juga
untuk melayani masyarakat sekitar dalam menangani berbagai macam penyakit. Bentuk bangunan yang megah dan tertata rapi
dengan ciri khas arsitektur tiongkok, menjadikan Rumah Sakit UMM mudah di kenal
oleh segala lapisan masyarakat. Selain melayani
kesehatan dengan pengobatan dan ilmu kedokteran modern, Rumah Sakit Pendidikan
UMM juga membuka praktik pengobatan timur khususnya ilmu kedokteran China dan
pengobatan alternatif.
RS UMM |
Keberadaan RS UMM
merupakan bagian dari layanan kesehatan berusaha untuk memberikan pelayanan
terbaik bagi seluruh pasien. Mengusung motto “pelayananku, pengabdianku”
mendorong RS UMM agar terus dan terus belajar meningkatkan layanan yang
memuaskan masyarakat. RS UMM memiliki bentuk bangunan fisik yang megah dan
mewah di atas lahan sekitar 9 hektar. Selain itu juga ditunjang peralatan yang
paling mutakhir. Pada soft
launching ini dari 250 bed yang disiapkan, baru 112 bed saja yang
akan dioperasionalkan. Disisi lain, RS UMM
juga menyediakan ruang VIP dan VVIP di lantai 5 dengan desain yang berbeda-beda
tiap ruangnya. Suasananya dikonsep dengan landscape tidak berkesan Rumah Sakit, lengkap dengan kafe
dan ruang terbuka hijau yang luas.
Halaman Depan Masjid KH M.Boedjo Darmoleksono |
Masjid KH M. Bedjo Darmoleksono terletak di
dalam Komplek Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang di di Jl.
Tlogomas, sekitar 500 meter dari kampus III Universitas Muhammadiyah Malang.
Rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy, MAP berharap agar keberadaan masjid ini akan
menjadi fasilitas untuk mendekatkan rumah sakit dengan masyarakat. Masjid
yang sudah lebih dulu selesai dibangun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
sekitar. Menurut beliau membangun moral jauh lebih penting sebelum membangun
fisik. Itulah hal yang menjadi landasan utama kenapa pihak rektorat UMM lebih
memprioritaskan pembangunan masjid daripada pembangunan fisik Rumah Sakit. Nama
masjid ini diambil dari nama salah satu tokoh pelopor Muhammadiyah di Malang.
Dalam pembangunan masjid ini sendiri,
rektor UMM menjelaskan bahwa anggaran yang dikeluarkan adalah sekitar Rp. 1 miliar. Masjid ini juga merupakan masjid
ketiga yang dibangun oleh Universitas Muhammadiyah Malang. Awal pembangunan masjid ini mulai pada 22
Juli 2009, yang ditandai dengan peletakan batu pertama yang saat itu dilakukan
oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof.Dr. Bambang Sudibyo. Dipilihnya arsitektur masjid yang bergaya
tionghoa ini karena mengambil anjuran Islam untuk meraih ilmu sampai ke negeri
Cina. Arsitektur bangunan masjid Tiongkok dengan tiga lapis atap
masjid, menandakan bahwa UMM bersifat terbuka, plural dan bisa belajar dari mana
saja, termasuk ke negeri Cina. Tiga lapis atap yang mirip masjid Muhammad Cheng
Ho Pasuruan itu, menandakan kekuatan Iman, Islam dan Ihsan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar