Kamis, 22 September 2016

Rumah Sakit UMM dan Masjid KH. M. Boedjo Darmoleksono

RS UMM
RS. UMM berdiri sejak 20 Januari 2008. Rumah Sakit ini diresmikan oleh Presiden ke-5 yaitu Ibu Hj. Megawati Soekarno Putri pada tanggal 17 Juni 2014. RS. UMM terletak di Jl. Raya Tlogomas atau sekitar 800 meter dari kampus III UMM. Berdiri diatas tanah seluas 9 hektare, memiliki beberapa bangunan 6 lantai dan gedung-gedung lainnya setinggi 5 lantai serta gedung rawat inap setinggi 3 lantai RS. UMM ini digunakan untuk praktek pendidikan dokter yang ada di Universitas Muhammadiyah Malang dan juga untuk melayani masyarakat sekitar dalam menangani berbagai macam penyakit. Bentuk bangunan yang megah dan tertata rapi dengan ciri khas arsitektur tiongkok, menjadikan Rumah Sakit UMM mudah di kenal oleh segala lapisan masyarakat. Selain melayani kesehatan dengan pengobatan dan ilmu kedokteran modern, Rumah Sakit Pendidikan UMM juga membuka praktik pengobatan timur khususnya ilmu kedokteran China dan pengobatan alternatif.

RS UMM
Keberadaan RS UMM merupakan bagian dari layanan kesehatan berusaha untuk memberikan pelayanan  terbaik bagi seluruh pasien. Mengusung motto “pelayananku, pengabdianku” mendorong RS UMM agar terus dan terus belajar meningkatkan layanan yang memuaskan masyarakat. RS UMM memiliki bentuk bangunan fisik yang megah dan mewah di atas lahan sekitar 9 hektar. Selain itu juga ditunjang peralatan yang paling mutakhir. Pada soft launching ini dari 250 bed yang disiapkan, baru 112 bed saja yang akan dioperasionalkan. Disisi lain, RS UMM juga menyediakan ruang VIP dan VVIP di lantai 5 dengan desain yang berbeda-beda tiap ruangnya. Suasananya dikonsep dengan landscape tidak berkesan Rumah Sakit, lengkap dengan kafe dan ruang terbuka hijau yang luas.

Halaman Depan Masjid KH M.Boedjo Darmoleksono
Masjid KH M. Bedjo Darmoleksono terletak di dalam Komplek Rumah Sakit Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang di di Jl. Tlogomas, sekitar 500 meter dari kampus III Universitas Muhammadiyah Malang. Rektor UMM, Dr. Muhadjir Effendy, MAP berharap agar keberadaan masjid ini akan menjadi fasilitas untuk mendekatkan rumah sakit dengan masyarakat. Masjid yang sudah lebih dulu selesai dibangun dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Menurut beliau membangun moral jauh lebih penting sebelum membangun fisik. Itulah hal yang menjadi landasan utama kenapa pihak rektorat UMM lebih memprioritaskan pembangunan masjid daripada pembangunan fisik Rumah Sakit. Nama masjid ini diambil dari nama salah satu tokoh pelopor Muhammadiyah di Malang.

Dalam pembangunan masjid ini sendiri, rektor UMM menjelaskan bahwa anggaran yang dikeluarkan adalah sekitar Rp.  1 miliar. Masjid ini juga merupakan masjid ketiga yang dibangun oleh Universitas Muhammadiyah Malang.  Awal pembangunan masjid ini mulai pada 22 Juli 2009, yang ditandai dengan peletakan batu pertama yang saat itu dilakukan oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof.Dr. Bambang Sudibyo.  Dipilihnya arsitektur masjid yang bergaya tionghoa ini karena mengambil anjuran Islam untuk meraih ilmu sampai ke negeri Cina. Arsitektur bangunan masjid Tiongkok dengan tiga lapis atap masjid, menandakan bahwa UMM bersifat terbuka, plural dan bisa belajar dari mana saja, termasuk ke negeri Cina. Tiga lapis atap yang mirip masjid Muhammad Cheng Ho Pasuruan itu, menandakan kekuatan Iman, Islam dan Ihsan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar